Monday, April 12, 2010

Pantai Waijarang Lewoleba



Pantai Waijarang di Desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan, Lembata merupakan pantai yang punya panorama yang indah. Pasir putih yang terbentang luas dihiasi riakan ombak yang agak keras memecah bibir pantai, menjadi obyek tersendiri.

Tak heran setiap hari libur atau hari Minggu, ratusan warga Kota Lewoleba dan sekitarnya tumpah ruah ke pantai itu, sekadar melepas lelah dan menikmati indahnya pantai dan riakan gelombang tersebut.

Melihat animo masyarakat yang tinggi terhadap indahnya pantai yang letaknya kurang lebih 10 kilometer arah barat Kota Lewoleba, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lembata melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lembata mengalokasikan sejumlah dana untuk pembangunan sarana dan prasarana pendukung.

Pantai Waijarang berhadapan dengan Desa Boleng, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, dibatasi lautan, merupakan salah satu alternatif wisata pantai terbaik di Kota Lewoleba. Jaraknya relatif dekat dari Lewoleba ke arah barat sekitar delapan kilometer dengan kondisi jalan aspal. Meski sebagiannya sudah berlubang, tetapi bisa ditempuh sekitar 20-25 menit menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Keindahan pantai Pasir Putih, laut yang bersih dan ombak pantai relatif keras menjadikan tempat ini diminati pengunjung.

Pada hari Minggu, liburan Hari Raya Natal, Tahun Baru, Paskah dan Lebaran, lokasi pantai wisata ini menjadi tujuan wisata bagi warga Kota Lewoleba.warga menghabiskan waktu sekitar setengah hari di tempat ini. Mereka datang berkelompok dalam jumlah banyak 20-50 orang atau dalam kelompok kecil dan keluarga. Para pengunjung dari berbagai kelompok usia, balita sampai orang dewasa.

Tuesday, April 6, 2010

Sarung Tradisional Lembata

Tenun Lembata mempunyai ciri khas dengan dua atau tiga sambungan. Kain ini dipergunakan sebagai mas kawin dalam upacara perkawinan dari pihak keluarga perempuan, dan dipertukarkan dengan gelang-gelang dari gading gajah yang sangat berharga yang diberikan oleh keluarga pihak laki-laki. Semua jenis mas kawin ini merupakan warisan yang diberikan turun-temurun.

Selain Lio, daerah lain yang terkenal dengan kain tenun ikatnya adalah Lembata. Di daerah ini, khususnya daerah Lamalera menurut Ruth Barnes dalam tulisannya The Brideweakh Cloth of Lamalera Lembata, disebutkan bahwa hanya kain sarung untuk wanita yang memakai motif ikat yang disebut mofa. Kain sarung wanita itu sendiri disebut kewatek. Kain sarung untuk laki-laki tidak memakai motif ikat. (Kain sarung untuk wanita berfungsi sebagai pemberian dan pihak perempuan kepada pihak laki- laki dalam upacara perkawinan).

Ada dua jenis tenunan kain sarung ikat Lembata yaitu kewatek nai rua dan kewatek nai teh. Kewatek nai rua adalah kain sarung yang tenunannya terdiri atas dua bagian kain yang digabungkan. Kewatek nai telo adalah kain yang paling tinggi nilainya. Kain ini terdiri atas tiga bagian yang disambungkan menjadi satu sarung