Tenun Lembata mempunyai ciri khas dengan dua atau tiga sambungan. Kain ini dipergunakan sebagai mas kawin dalam upacara perkawinan dari pihak keluarga perempuan, dan dipertukarkan dengan gelang-gelang dari gading gajah yang sangat berharga yang diberikan oleh keluarga pihak laki-laki. Semua jenis mas kawin ini merupakan warisan yang diberikan turun-temurun.
Selain Lio, daerah lain yang terkenal dengan kain tenun ikatnya adalah Lembata. Di daerah ini, khususnya daerah Lamalera menurut Ruth Barnes dalam tulisannya The Brideweakh Cloth of Lamalera Lembata, disebutkan bahwa hanya kain sarung untuk wanita yang memakai motif ikat yang disebut mofa. Kain sarung wanita itu sendiri disebut kewatek. Kain sarung untuk laki-laki tidak memakai motif ikat. (Kain sarung untuk wanita berfungsi sebagai pemberian dan pihak perempuan kepada pihak laki- laki dalam upacara perkawinan).
Ada dua jenis tenunan kain sarung ikat Lembata yaitu kewatek nai rua dan kewatek nai teh. Kewatek nai rua adalah kain sarung yang tenunannya terdiri atas dua bagian kain yang digabungkan. Kewatek nai telo adalah kain yang paling tinggi nilainya. Kain ini terdiri atas tiga bagian yang disambungkan menjadi satu sarung
selamat pagi pak...
ReplyDeleteSaya mendedikasikan sebuah situs (blog) untuk lembata. Silahkan memanfaatkan situs tersebut untuk menyajikan informasi seputar lembata.
alamat situs :
http://lembata.info
Silahkan mendaftar terlebih dahulu. Setelah mendaftar, langsung memiliki akun kontributor sehingga sudah bisa publish artikel. Pake wordpress pak, jadi mudah digunakan.
Salam!