Wednesday, March 31, 2010

Pantai Lewolein dan Pantai Nuhahera


Pantai rekreasi ini sangat indah dan memiliki keistimewaan yaitu komposisi letak dan panorama yang bisa membuat pengunjung berdecak kagum. Di bagian timur pantai terdapat tanjung kecil yang ditumbuhi pohon bakau yang besar dan rindang dengan bebatuan yang berserakan, cocok untuk tempat duduk untuk menyaksikan sunset dari Puncak Gunung Ile Ape. Di bagian barat terbentang pasir putih keabu-abuan dengan ombak yang tenang sangat cocok untuk mandi dan berjemur di atas pasir.

Sementara itu di bagian pantai, Teluk Lewolein yang menjorok ke laut dengan lambaian daun nyiur akibat tiupan angin sepoi-sepoi. Bagian tengah cocok untuk rekreasi keluarga dengan membentangkan tikar dibawah pohon-pohon kelapa sambil melihat pemandangan pantai dengan anak-anak berenang dan bermain serta bergembira bersama keluarga. Di depan pantai terdapat pula Pantai Nuhanera dengan taman laut yang indah dan cocok untuk wisata laut )snorkling, diving).

Dari Lewoleba dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat kurang lebih 2 jam dengan menempuh jarak kurang lebih 21 km. Dan sebagai home stay, pengunjung dapat menyewa rumah-rumah penduduk.

Friday, March 26, 2010

Pantai Pasir Putih Bean


Pantai Bean di Pulau Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan surga bagi para wisatawan domestik dan mancanegara. Tatkala cahaya mentari retak di horison langit barat, Bean menyuguhkan panorama alam nan indah. Pantai yang diyakini sebagai firdaus terakhir ini seolah menguak rahasia keagungan Tuhan atas tanah Lembata.

Tapi, kini salah satu pantai di pulau yang kesohor dengan perburuan ikan paus itu berada dalam bayang-bayang kehancuran lingkungan oleh PT Merukh Lembata Coopers. Anak perusahaan Merukh Enterprise Corp milik raja tambang nasional Yusuf Merukh itu bakal melebarkan sayap usahanya di Pulau Lembata setelah hengkang dari Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Sulawesi Utara menyusul protes masyarakat akibat tercemarnya Pantai Buyat yang merupakan sumber kehidupan masyarakat.

Gambar di atas merupakan salah satu rekaman fotografer Justice and Peace and Integrity of Creation (JPIC) OFM Indonesia. JPIC adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang kini ikut membantu mengadvokasi masyarakat atas penolakan terhadap rencana Pemerintah Kabupaten Lembata mengijinkan Merukh Lembata Coopers melakukan eksplorasi emas di wilayah Lebatukan dan Kedang. Semua itu dilaksanakan atas nama kelangsungan hidup serta kelestarian alam dan lingkungan di Lembata.

Namun, jika rencana pertambangan itu dipaksanakan demi menggelembungkan pundi-pundi segelintr pejabat dan menambah dollar sang investor, maka bukan tidak mungkin Pantai Bean dengan untaian pasir putih nan indah bakal terperengkap dalam bencana lingkungan.

“Kami hidup dengan jagung dan kemiri. Bukan emas. Saya berhasil menyekolahkan empat anak saya jadi sarjana bukan dari emas tetapi kemiri, kopi, dan ubi-ubian. Saya beryukur satu anak saya meraih gelar S-2. Bukan dari emas tapi kemiri dan jagung,” kata Ana Noe, seorang janda asal Leragere, Lebatukan. (Ansel Deri)

Thursday, March 18, 2010

Pemandangan Pantai Waijarang

Pantai rekreasi ini terletak di Desa Waijarang kurang lebih 10 km dari Lewoleba yang dapat ditempuh baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Keindahan panorama pantai di dukung dengan pemandangan bukit yang indah dan selat Boleng yang sempit. Di tempat tersebut cocok bagi pengunjung untuk menikmati wisata pantai seperti : Ski air, berenang, berjemur, camping, volly pantai, hiking serta pengunjung juga dapat dihibur dengan menikmati atraksi-atraksi budaya.

Pengunjung juga dapat berlayar dengan perahu untuk menikmati panorama pantai yang indah. Obyek ini mempunyai prospek yang luar biasa untuk dikembangkan sehingga Pemda Kabupaten Lembata dalam hal ini Dinas Perhubungan dan Pariwisata dalam programnya akan membangun dan membenahinya menjadi Taman Rekreasi Pantai dalam Tahun Anggaran 2002. Pengunjung dapat menginap di hotel-hotel di Kota Lewoleba.

Wednesday, March 17, 2010

Tradisi Penangkapan Ikan Paus di Lamalera


Tradisi penangkapan paus oleh masyarakat di Desa Lamalera, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata ini telah berlangsung sejak lama sejak nenek moyang suku lamalera menempati daerah tersebut. Bahkan katanya tradisi ini sudah ada sejak abad 16.

Perburuan ikan paus ini dilakukan oleh penduduk Pria Lamalera yang sudah dewasa serta dianggap memiliki kemampuan (biasanya setiap keluarga mewakilkan satu anggota keluarganya). Sebelum berburu, mereka semua memanjatkan doa-doa kepada Tuhan agar diberi keberhasilah dalam perburuan Ikan paus. Presentasi keberhasilan penangkapan ikan paus ini tidak bisa dibilang tinggi, karna metode perburuan yang dilakukan memang menggunakan cara tradisional. Yaitu dengan menancapkan tombak ke badan ikan paus.

Perburuan paus biasanya dimulai pada bulan Mei, perburuan dilakukan menggunakan perahu yang terbuat dari kayu yang disebut "Paledang" . Orang yang bertugas menikam paus disebut "Lama fa", Lama fa nantinya akan berdiri diujung perahu dan untuk menikam paus lama fa akan melompat dan menikamkan tombak "tempuling" pada paus.

Daging paus yang diperoleh dari perburuan ini nantinya akan dibagikan kepada seluruh penduduk sesuai besar kecilnya jasa wakil anggota keluarga mereka dalam proses perburuan pausnya. Selain hasil daging, masyarakat juga memanfaatkan minyak paus sebagai minyak urut, bahan obat dan bahan bakar untuk pelita atau lampu teplok.

Walaupun sudah ada beberapa konversi yang menyatakan pelarangan terhadap perburuan paus tersebut, tapi Tradisi berburu paus ini sampai sekarang masih tetap dipertahankan. Para penduduk lamalera mengatakan bahwa paus yang mereka buru sudah mereka konservasi terlebih dahulu, sehingga paus yang masih hamil serta masih terlalu kecil tak akan diburu, hal itu dilakukan untuk tetap menjaga populasi paus di daerah lamalera. lagipula bukankan cara yang kami lakukan masih tradisional dan bukan menggunakan racun seperti yang banyak dilakukan nelayan modern. Penduduk Lamalera juga mengklaim bahwa hasil dari perburuan paus itu tidak sampai 20 ekor per tahun, sehingga tidak akan terlalu mempengaruhi populasi ikan paus.

Kini para orang Tua di Lamalera berusaha keras untuk melatih anak mereka menjadi seorang lama fa, Hal ini disebabkan karna makin hilangnya kesadaran para pemuda lamalera dalam mempertahankan tradisi berburu paus. Sehingga dengan melatih anak-anak, diharapkan tradisi ini kan tetap lestari sampai kapanpun

Welcome to Blog Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lembata


Blog Ini Sebagai Sarana Untuk mempromosikan Sektor Pariwisata dan Kebudayaan di Kabupaten Lembata..Budaya dan Keindahan Alam yang unik dan masih asli..perlu di kembangkan dan dibangun guna menunjang pembangunan di Kabupaten Lembata